UAN? Hmm...Liat Kata Gw!

Sabtu, 31 Mei 2008


UAN telah usai! UAN telah usai! Hore! Hore! Hore! Hhh... Rasanya semua beban seperti terlepas dari pundak kita. Bebas! Menurut saya sih, UAN tuh cukuplah buat menimbulkan jerawat di muka, ngerontokkin rambut, bikin mata terpaksa melek sepanjang malam, bikin kita rajin bangun tengah malam buat tahajud, bikin kita rajin mendekatkan diri pada-Nya, merayu dan bertobat, dan yang pasti bisa memaksa pesertanya untuk nambahin pulsa, Hehehew... Teman-teman kita mau nyumbang pendapat nih...

* UAN tuh sistem yang belum rampung. Jadi, angkatan kita sekarang merasa seperti kelinci percobaan. Alasannya, setiap siswa tuh kan punya potensi masing-masing, baik akademik maupun ekstrakulikuler, tapi tetap aja kelulussan tidak bisa ditentukan oleh sistem tertulis seperti ini. Pendidikan itu untuk memanusiakan manusia, jadi kalo tidak lulus, asumsi orang lain itu dianggap bodoh ‘kan? Tidak adil kalo siswa dituntut lulus enam mata pelajaran itu. UAN itu dilematis. Kalo dihapuskan, keuntungannya hemat anggaran dan sistem kelulusan bisa ditentukan oleh sekolah masing-masing, kelemahannya sekolah bisa memanipulasi kelulusan. Sedangkan kalo UAN tetap dilaksanakan dengan syarat-syarat tertentu, keuntungannya peserta ujian bisa mengeksplorasi kemampuannya yang benar-benar minatnya, kelemahannya ya anggaran membengkak. Untuk standart nasional sendiri, sebenarnya itu tidak adail, karena kemampuan tiap sekolah di tiap daerah itu kan beda, misalnya sekolah yang ada di pedalaman dengan yang ada di kota besar. Pelajaran yang sulit bagi saya kemarin itu kimia, fisika, dan matematika. (Nizar, 18 tahun, 12Al1).

* UAN sangat susah, lebih susah dari UAN SMP (ya iyalah...). Beda dengan TDS dan try out. Kalo di TV bilang, katanya dimudahkan soal-soalnya. Ya, bukannya meremehkan juga sih! Tapi, semoga aja lulus. Pelajaran yang sulit tuh biologi, matematika, dan fisika. Tentang soal UAN yang bocor ya taunya dari TV. Menurut saya, kalo nggak ketahuan ya nggak apa-apa. Tapi, kalo ketahuan, bisa berabe sendiri. Curang lah itu! (Anggi, 17 tahun, 12Al2)

* Aduh...susah... Banyak soal-soal yang meleset dari PIB dan TDS. Paling-paling Cuma berapa persen aja yang keluar dari sana. Pelajaran yang sulit itu...matematika, of course! Kalo soal UAN yang dibocorkan itu...paling-paling banyak juga yang meleset dari jawaban yang sebenarnya. Jadi, nggak percaya 100%. (Dini, 16 tahun, 12Al3).

* UAN tuh susah. Bikin nggak enak makan, kebanyakan buku, nggak bisa jalan, bikin jarang nonton TV. Pelajaran yang sulit ya pelajaran yang eksak seperti matematika, fisika, sama kimia. Soal UAN yang bocor, sebenarnya enak sih buat siswa yang dapat itu, mereka jadi nggak perlu mikir-mikir lagi. Jadi, bocornya UAN tu kayak bocornya air juga, menyegarkan. (Putri, 18 tahun, 12Al4)

* UAN tuh sulit. Beda aja soal-soalnya yang dari provinsi sama yang dari pusat. Pelajaran yang sulit tuh...metematika dan fisika. Soal UAN yang dibocorkan ya nggak baik lah, soalnya kita nggak bisa belajar secara diri kita, nggak bisa mandiri gitu. (Vera, 17 tahun, 12Al5).

* Menurutku, soal-soal UAN kemarin beda dengan TDS dan PIB yang biasa diberikan oleh guru. Pelajaran yang sulit ya matematika sama geografi. Nggak nyangka aja soalnya seperti itu. Harusnya sih mengacu pada TDS. Tentang soal yang bocor, kalo di daerah luar Kalimantan, seperti Jawa, mereka tuh melakukan transaksi seperti jual-beli, setiap soal diberi harga gitu ‘kan? Tapi, nggak bisa dibilang jelek juga sih. Sedangkan kalo di sini sendiri, gimana ya, antara mau ngikutin dengan tidak, ya 50:50 lah! Sebenarnya kemarin sempat dapat bocoran soal (tiii...ttt, menyebutkan salah satu mata pelajaran), waktu dikerjakan ternyata kebanyakan jawabannya sama, jadi kita ikutin. Tapi, ada juga yang nggak sama, jadi nggak diikutin. (Dara, 17 tahun, 12Sos1)

* Menurut saya, soal-soalnya cukup susah, beda banget sama TDS. Pelajaran yang sulit tuh...matematika sama geografi. Tentang soal yang bocor, kesalahannya ya dari bagian penyimpanan soal, kenapa bisa bocor. Mungkin ada oknum-oknum yang ingin memanfaatkan kesempatan seperti itu. Tapi, belum tentu benar jawabannya. Kalau misalnya dapat bocoran juga, saya percaya-percaya aja. Karena diambilnya diam-diam, jadi ya nggak ketahuan. Tapi, sukses atau nggaknya pelajar mengikuti UN tuh tergantung dari kesungguhan dan keseriusannya dia dalam mempelajari soal-soal yang ada. Kalau UAN dihapuskan, sangat setuju sekali, karena itu sangat menghargai siswa yang udah 3 tahun sekolah. Kalau memang nilai yang diperoleh segitu dan apa adanya, ya berarti memang segitu kemampuan dia. (Jona Perez, 17 tahun, 12Sos2).

Cukup! Cukup, teman-teman! Sudah cukup saya mendengar keluhan kalian! Tahukah kalian...? Saya juga menderita karenanya...Hiks...hiks... UAN ini membunuhku! (Hiperbola!). Anyway, UAN tuh penting juga sebagai titik kulminasi masa belajar kita selama 12 tahun. Okelah...Semoga kita semua, angkatan kelas tiga ini, lulus UAN...! (Amien...) Thx banget untuk semua yang telah membantu kami, terutama para guru, juga buat adik kelas yang udah bela-belain menyampaikan “pujiannya” usai pelaksanaan TDS kemarin. Kita semua pastinya berharap, ke depannya, kita semua bakal sukses. Udah ada planning dong mau kemana abis lulus nanti??? Asalkan itu bisa dijadiin revolusi diri, you go, guys!!!

C_F (11.40pm)

0 komentar:

Posting Komentar

What do you think about this...???