Mutualisme Abu-Abu

Jumat, 19 Desember 2008



Setumpuk novel telah kubaca

Ia bicarakan tentang cinta

Cinta kita pada-Nya

Langit-langit kamar kurasa jadi saksi

Betapa kecil hatiku sekarang karena tiadamu

Pernahkan kita sehati?

Pernahkah kau bayangkan kita ditakdirkan berjumpa?

Jika memang begitu...

Kurasa aku takkan mencarimu kemana-mana

Karena harusnya hati kita terpaut, bukan?

Hari ini kau pinjam catatan sang pelangi

Di sana tertulis berapa kali kucoba memanggil hujan

Untuk mengembalikan akal sehatku

Untuk mendamaikan gelisahku

Aku tak ingin berdiri tanpa malaikat

Selangkahku adalah seribu milik-Nya

Maka aku butuh hujan yang memandikan ruhku

Aku pun butuh dirimu yang memapah semangatku diam-diam

Katamu, Ia ciptakan sahabat sepertiku bukan untuk kau beli

Lalu, kenapa langkah kita masih berjauhan...?